Tekno  

Rontok, Saham Induk Facebook Kehilangan Rp3.405 Triliun dalam Sehari

INDUK Facebook, Meta kehilangan valuasi mencapai lebih dari US$ 237 miliar setara Rp 3.405 triliun (kurs Rp 14.370) pada perdagangan Kamis (4/2). Ini merupakan penurunan nilai dalam sehari terbesar sepanjang sejarah pasar saham Amerika.

Saham Meta ditutup anjlok 26% pada perdagangan kemarin. Berdasarkan data FactSet yang dikutip dari CNBC Internasional, penurunan kapitalisasi pasar Meta melampaui rekor sebelumnya yang dibuat oleh Apple. Perusahaan pencipta Iphone ini sempat kehilangan valuasi hingga mencapai US$ 182 miliar atau Rp 2.615 triliun pada September 2020

Tujuh penurunan terbesar dalam sejarah pasar saham AS semuanya terjadi dalam dua tahun terakhir. Semua penurunan tersebut dialami raksasa teknologi sekelas Apple, Microsoft, Tesla dan Amazon. Tiga dari lima penurunan terbesar bahkan dialami Apple.

Sebelum penurunan kemarin, saham induk Facebook itu juga sempat ambrol 19% dalam sehari pada 2018 dan menyebabkan valuasi lenyap hingga US$ 119 miliar. Penurunan saat itu terjadi setelah Facebook melaporkan pendapatan di bawah perkiraan pasar.

Penurunan valuasi yang terjadi kemarin usai perusahaan melaporkan kerugian akibat pengembangan metaverse serta memburuknya prospek pendapatan perusahaan tahun ini.

CEO Meta Mark Zuckerberg mengumumkan pada Rabu bahwa Meta mencatat kerugian bersih sebesar US$ 10 miliar atau setara Rp 144 triliun pada tahun lalu disebabkan oleh investasi di metaverse.

Laporan kerugian tersebut termuat dalam laporan keuangan divisi Reality Labs. Divisi tersebut bertugas membangun visi CEO Meta Mark Zuckerberg untuk metaverse. Ini termasuk perangkat keras (hardware) seperti headset virtual reality (VR) Meta Quest.

Kerugian hingga US$ 10 miliar tahun lalu merupakan yang terbesar sejak 2019.

“Kerugian operasional akan meningkat signifikan pada 2022,” kata CFO Meta David Wehner saat paparan laporan keuangan dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (3/2).

Kerugian tersebut menghambat profitabilitas Meta secara keseluruhan pada 2021. Perusahaan diperkirakan memiliki laba lebih dari US$ 56 miliar sepanjang tahun lalu, jika bukan karena Reality Labs.

Dalam pengumuman kinerja kuartal empat kemarin, perusahaan melaporkan laba per saham sebesar US$ 3,67 miliar, lebih rendah dari perkiraan US$ 3,84 miliar. Meski demikian, pendapatannya berhasil melampaui perkiraan pasar sebesar US$ 33,67 miliar.

Kinerja tahun ini pun tampaknya tidak akan memuaskan. Pendapatan perusahaan diperkirakan hanya mencapai US$ 27-29 miliar, di bawah perkiraan US$ 30,15 miliar.

Perusahaan mengatakan perubahan privasi iPhone milik Apple dapat memengaruhi penargetan dan pengukuran iklannya.

Meta berpotensi kehilangan potensi pendapatan hingga US$ 10 miliar tahun ini akibat perubahan kebijakan Apple tersebut. Ini belum mencakup berbagai tantangan makro ekonomi seperti inflasi dan gangguan rantai pasok.

(katadata.co.id)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *