DAERAH  

Dorong Pelaku Usaha Ekspor Ikan, SKIPM Palu Tingkatkan Layanan

banner 325x300

PALU – Menyikapi melimpahnya potensi perikanan dan dalam rangka mendorong pelaku usaha ekspor hasil perikanan di Sulawesi Tengah (Sulteng), Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Palu membuka sejumlah ruang lingkup produk layanan.

Sedikitnya ada tujuh produk layanan SKIPM Palu, antara lain sertifikasi kesehatan atau health certificate (HC) ekspor, sertifikasi kesehatan Ikan domestik keluar, sertifikasi kesehatan Ikan domestik masuk, penetapan instalasi Karantina Ikan dan sertifikasi cara karantina Ikan yang baik.

Selain itu, ada pula sertifikasi cara penanganan ikan yang baik (CPIB) dan penerbitan nomor registrasi (approval number) negara mitra.

Inspektur Mutu Hasil Perikanan Pertama (PKU Wasdalin) SKIPM Palu Irmawan, menuturkan bahwa potensi sumber daya ikan di Sulawesi Tengah khususnya, sangat melimpah.

Namun, kata dia,  masih ada sejumlah permasalahan belum diketahui oleh masyarakat terkait penanganan ikan.

Permasalahan itu, kata Irmawan ialah rendahnya pemahaman tentang pentingnya prinsip penanganan ikan yang baik, minim pemahaman regulasi perikanan/perkarantina ikan, arti penting kelestarian SDI, informasi pemasaran yang terbatas serta adanya mindset terkait rumit dan mahalnya perizinan perikanan.

Diketahui SKIPM Palu menggelar Media Gathering terkait Peran Media dalam transformasi Informasi Perkarantinaan Ikan dan Mutu Hasil Perikanan.

Kepala SKIPM Palu Hamzah mengatakan, sesuai dengan keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 51/Kepmen-KP/2020 mengatur tempat pemasukan dan pengeluaran media pembawa.

Sebanyak 9 lokasi di Kota Palu dan Kabupaten Donggala serta Tolitoli menjadi kegiatan antararea dan masuk dalam pengawasan dari SKIPM Palu.

Untuk Kabupaten Tolitoli Bandara Sultan Bantilan, Pelabuhan Laut Dede, dan Pelabuhan Penyebrangan Feri Tolitoli.

Sedangkan di Donggala hanya Pelabuhan Laut Wani dan Pelabuhan Loli.

“Jadi kalau di Palu ada bandara Mutiara Sis Aljufri dengan, pelabuhan Laut Pantoloan, pelabuhan Taipa dan Kantor Pos Palu dengan kegiatan antar area,” ujar Hamzah, Rabu (2/11).

 

SKIPM Palu gelar Media Gathering terkait Peran Media dalam transformasi Informasi Perkarantinaan Ikan dan Mutu Hasil Perikanan. Kegiatan berlangsung di Cafe Tanaris, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (2/11).

Kegiatan itu berlangsung di Cafe Tanaris Jalan Juanda, Lolu Utara, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Media Gathering tersebut mengangkat tema “Peran Media Pers dalam transformasi Informasi Perkarantinaan Ikan dan Pengendalian Mutu Hasil Perikanan”, melibatkan jurnalis dan awak media di Kota Palu.

Sesuai arahan Menteri Kementerian Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, Jurnalis merupakan sahabat dari pemerintah, sahabat untuk menyampaikan kebijakan yang dibuat untuk seluruh masyarakat sektor kelautan dan perikanan.

Antusias awak media nampak pada sesi diskusi tersebut.

Berbagai pertanyaan berkembang dengan berbagai pembahasan, diantaranya soal kebijakan ekspor komoditas perikanan, kegiatan pengujian, pengawasan ikan yang dipasarkan dalam kota, pemahaman lebih dalam mengenai tugas dan fungsi Stasiun KIPM Palu, pengawasan benih bening lobster bahkan berkembang hingga tema pengawasan dan tindakan karantina.

Pada sesi penutupan acara tersebut, disampaikan bahwa peran pers sebagai alat kontrol sosial, untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan kekuasaan.

Pers merupakan “alarm” peringatan bila terjadi penyimpangan. Diharapkan, pers dapat menyediakan informasi berimbang, serta mengedukasi masyarakat soal peran strategis sektor Kelautan dan Perikanan. (handri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *