Produksi Menurun, Harga Telur di Sulteng Naik

banner 325x300

DINAS Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), mengatakan kenaikan harga komoditas telur ayam di pasar tradisional Sulteng disebabkan produksi telur yang menurun akibat faktor cuaca.

“Kenaikan harga telur memang terjadi selama sepekan terakhir ini,” kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Provinsi Sulteng Donny Iwan Setiawan dihubungi dari Palu, Rabu, (24/5).

Ia menjelaskan ada beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya kenaikan harga telur di pasaran saat ini.

Menurut Donny, kenaikan harga telur saat ini disebabkan karena produksi telur yang menurun akibat faktor cuaca. Selain itu, adanya kenaikan harga pakan ternak ayam petelur sehingga berimbas terhadap naiknya harga telur.

“Penyebab lainnya juga karena adanya faktor kenaikan permintaan, sehingga ikut mempengaruhi harga telur,” katanya.

Dia mengatakan pihaknya saat ini masih memantau harga pangan di pasaran dan akan melakukan intervensi harga bahan pangan atau operasi pasar apabila diperlukan.

Adapun untuk harga telur ayam di pasar tradisional Masomba, Kota Palu saat ini mengalami kenaikan, dimana harga telur berukuran jumbo naik menjadi Rp65 ribu per rak dari harga Rp60 ribu, telur berukuran super Rp60 ribu per rak dari harga Rp55 ribu, dan telur ukuran sedang Rp55 ribu per rak dari harga Rp50 ribu.

Sementara itu, Firman, salah satu pedagang di Pasar Masomba juga mengatakan kenaikan harga telur telah berlangsung selama beberapa pekan terakhir

“Harga telur sudah mulai naik beberapa pekan terakhir, tapi kalau untuk pembeli masih ada karena sudah kebutuhan juga,” katanya.

Firman berharap agar harga telur dapat secepatnya kembali mengalami penurunan. (Ant/Ind)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *