WAKIL Presiden Ma’ruf Amin meminta pembangunan hunian tetap korban bencana gempa, tsunami dan likuifaksi di Sulawesi Tengah bisa segera selesai. Sudah tiga tahun sejak terjadi 2018 lalu, lebih dari 3.000 orang yang tinggal di hunian sementara (huntara).
“Karena ini sudah lama, kami minta untuk segera diselesaikan dan hilangkan berbagai hambatan yang terjadi, khususnya soal ketersediaan lahan,” ujar Wapres dikutip melalui keterangan tertulis, seperti dilansir sindonews.com, baru-baru ini.
Berdasarkan Keputusan Gubernur Sulteng tanggal 28 Desember 2018, ditetapkan lokasi Hunian Tetap berada di Kota Palu seluas 560,93 ha dan di Kabupaten Sigi seluas 362 ha, dengan total seluas 922,93 ha.
Dari luasan penetapan lokasi di atas, yang baru diserahkan ke Pemerintah Daerah tersebar di 5 lokasi/kawasan relokasi pemulihan bencana dengan total seluas 297,4 ha, yaitu Tondo 1 (45 ha) dan Tondo 2 (65,3 ha), Duyu (36,3 ha), Pombewe (104 ha) dan Talise (46,8 ha). Selain huntap relokasi, kawasan tersebut dilengkapi dengan infrastruktur permukiman dan pendukung lainnya.
Wamen PUPR John Wempi mengatakan, pembangunan huntap di Tondo 2 yang sedianya dilaksanakan pada tahun 2021, saat ini masih dalam proses penyediaan lahan.
“Kami mohon pada pemerintah daerah untuk memediasi warga terkait clearing lahan di Tondo 2. Tadi Wapres menyatakan kalau tidak clear sampai akhir Februari 2022, maka pembangunannya akan dialihkan di Pombewe,” tandas dia.
Di Kawasan Pombewe, saat ini tengah dilakukan penyelesaian pembangunan 1.177 huntap dan infrastuktur permukimannya. Sebanyak 605 unit huntap dibangun oleh Kementerian PUPR, 500 unit oleh Yayasan Budha Tzu Chi (YBTC) dan 72 unit oleh Pemprov Sulteng. Ditargetkan pembangunan selesai pada Maret 2022. (ind)