UMUM

Anak SD Putus Sekolah Naik 10 Kali Lipat

135
×

Anak SD Putus Sekolah Naik 10 Kali Lipat

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

KEMENTERIAN Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan banyak anak SD putus sekolah selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) karena pandemi Covid-19.

Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek Suharti menyebut jumlah anak yang putus sekolah naik 10 kali lipat dari 2019 sebelum terjadi pandemi Covid-19.

“Selama pandemi ini banyak sekali dampak negatif yang kita alami khususnya untuk bidang pendidikan. Sebagai contoh saja anak-anak yang putus sekolah untuk anak SD saja ini meningkat 10 kali lipat dibanding tahun 2019,” kata Suharti dalam webinar, Senin (3/12), seperti dilansir CNNIndonesia.com.

Suharti berkata banyak orang tua yang beranggapan PJJ tidak memberikan kemampuan bagi anak-anak mereka, sehingga belajar dari rumah dinilai tak ada bedanya dengan tidak sekolah.

“Jadi mereka juga tidak menyekolahkan anaknya,” ujarnya.

Selain itu, kata Suharti, faktor ekonomi juga menjadi salah satu penyebab tingginya angka anak putus sekolah. Suharti menyebut banyak orang tua yang terpaksa meminta anaknya berhenti sekolah dan membantu mereka bekerja.

Suharti juga mengaku banyak menerima laporan dari perguruan tinggi terkait itu. Ia berkata banyak mahasiswa yang terpaksa berhenti kuliah karena himpitan kondisi dan harus membantu perekonomian keluarga kala pandemi.

“Banyak sekali tekanan dari orang tua khususnya tekanan ekonomi yang memaksa mereka untuk mengajak anaknya bekerja,” katanya.

“Beberapa kepala lembaga Perguruan Tinggi saja di Indonesia ada yang menyampaikan kepada kami bahwa jumlah peserta didik untuk PT juga turun banyak sekali yang menjadi tidak aktif kuliah,” ujarnya menambahkan.

Suharti pun mendorong Pembelajaran Tatap Muka (PTM) segera digelar sejumlah sekolah. Ia berharap permasalahan pendidikan yang muncul selama pandemi dapat dipulihkan.

“Oleh karena itu kita perlu lagi berupaya memulihkan pembelajaran dan kembali membuka sekolah meskipun dilakukan terbatas,” katanya.

Hari ini, Senin (3/1), belajar tatap muka digelar serentak di seluruh Indonesia. Dalam SKB 4 Menteri, daerah dengan capaian vaksinasi dosis dua pada pendidik dan tenaga kependidikan di atas 80 persen bisa menggelar PTM setiap hari dengan kapasitas bisa 100 dan durasi belajar 6 jam. (ind)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

PALU | KORAN INDIGO – Sebanyak 27 tim dipastikan berpartisipasi dalam Kardip Basketball Competition (KBC) 2025, yang dimulai pada Rabu, 15 Januari 2025, di Lapangan Yayasan Karuna Dipa, Kota Palu. Kompetisi basket tahunan yang kini memasuki edisi ke-15 ini menjadi ajang bergengsi…

UMUM

PALU | KORAN INDIGO – Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid, menekankan perlunya kerja sama untuk mencegah dan memberantas pelanggaran narkoba. Saat kunjungan kerja Kepala BNN Palu Kombes Pol Qori Wicaksono ke kantornya pada hari Kamis. Pemerintah Kota Palu berkomitmen memperkuat kerja sama…

UMUM

MAKASSAR | KORAN INDIGO – Pembuat uang palsu UIN Alauddin Makassar melewati 19 tahapan agar hasilnyam sempurna mirip seperti uang asli. Bahkan jika ada yang cacat sedikitpun selama proses pembuatan langsung akan dibuang. Dr. Andi Ibrahim, dosen UIN Alauddin Makassar sekaligus Kepala…

DAERAH

PALU | KORANINDIGO – Bakal pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Buol, H. Abdullah Batalipu dan Adijoyo Dauda, menjalani pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Undata pada senin (2/9/2024). Pemeriksaan ini merupakan tahap penting dalam proses pemilihan kepala daerah…

Verified by MonsterInsights