banner 728x250
UMUM  

Anak SD Putus Sekolah Naik 10 Kali Lipat

KEMENTERIAN Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan banyak anak SD putus sekolah selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) karena pandemi Covid-19.

banner 970x250

Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek Suharti menyebut jumlah anak yang putus sekolah naik 10 kali lipat dari 2019 sebelum terjadi pandemi Covid-19.

“Selama pandemi ini banyak sekali dampak negatif yang kita alami khususnya untuk bidang pendidikan. Sebagai contoh saja anak-anak yang putus sekolah untuk anak SD saja ini meningkat 10 kali lipat dibanding tahun 2019,” kata Suharti dalam webinar, Senin (3/12), seperti dilansir CNNIndonesia.com.

Suharti berkata banyak orang tua yang beranggapan PJJ tidak memberikan kemampuan bagi anak-anak mereka, sehingga belajar dari rumah dinilai tak ada bedanya dengan tidak sekolah.

“Jadi mereka juga tidak menyekolahkan anaknya,” ujarnya.

Selain itu, kata Suharti, faktor ekonomi juga menjadi salah satu penyebab tingginya angka anak putus sekolah. Suharti menyebut banyak orang tua yang terpaksa meminta anaknya berhenti sekolah dan membantu mereka bekerja.

Suharti juga mengaku banyak menerima laporan dari perguruan tinggi terkait itu. Ia berkata banyak mahasiswa yang terpaksa berhenti kuliah karena himpitan kondisi dan harus membantu perekonomian keluarga kala pandemi.

“Banyak sekali tekanan dari orang tua khususnya tekanan ekonomi yang memaksa mereka untuk mengajak anaknya bekerja,” katanya.

“Beberapa kepala lembaga Perguruan Tinggi saja di Indonesia ada yang menyampaikan kepada kami bahwa jumlah peserta didik untuk PT juga turun banyak sekali yang menjadi tidak aktif kuliah,” ujarnya menambahkan.

Suharti pun mendorong Pembelajaran Tatap Muka (PTM) segera digelar sejumlah sekolah. Ia berharap permasalahan pendidikan yang muncul selama pandemi dapat dipulihkan.

“Oleh karena itu kita perlu lagi berupaya memulihkan pembelajaran dan kembali membuka sekolah meskipun dilakukan terbatas,” katanya.

Hari ini, Senin (3/1), belajar tatap muka digelar serentak di seluruh Indonesia. Dalam SKB 4 Menteri, daerah dengan capaian vaksinasi dosis dua pada pendidik dan tenaga kependidikan di atas 80 persen bisa menggelar PTM setiap hari dengan kapasitas bisa 100 dan durasi belajar 6 jam. (ind)

banner 970x250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *