KORANINDIGO.COM – Palu 19/01/2023 – Komoditas Sidat merupakan salah satu anugerah kekayaan alam yang ada di perairan Indonesia dan memiliki potensi besar untuk bisa ditingkatkan pada sektor industri perikanan kita.
Perikanan Sidat saat ini menjadi perhatian dunia. Di Sulawesi Tengah (Sulteng), perikanan sidat sangat potensial untuk di kembangkan karena merupakan salah satu daerah penghasil sidat yang memiliki potensi yang sangat besar di Indonesia.
Karena itu perlu adanya kerjasama yang baik antara pemerintah daerah, akademisi, peneliti dan pelaku usaha sidat dalam pemanfaatannya.
Hal inilah yang mendasari Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Akademisi dan Pelaku Usaha Sidat terus berkoordinasi dan kerjasama untuk pengembangan budidaya sidat dan pemanfaatan sidat secara berkelanjutan pada praktik perikanan darat yang bernilai ekonomis tinggi.
Melalui kerjasama ini diharapkan mampu meningkatkan produksi budidaya ikan sidat di Sulteng untuk pemenuhan gizi, mendorong peningkatan ekonomi,kesejahteraan masyarakat dan peningkatan nilai ekspor.
Dr.Triyanto S.Pi, M.Si bersama tim peneliti sedang melaksanakan riset “Kontinuitas Produksi Sidat Sebagai Ikan Migrasi di Sungai dan Danau Poso Sulteng untuk Menunjang Ketahanan Pangan”.
Kegiatan ini didanai oleh program LPDP Rispro Invitasi, mengatakan pentingnya kerjasama dengan pelaku usaha dan semua pihak untuk terlaksananya implementasi rencana aksi dari RPP (Rencana Pengelolaan Perikanan) sidat, seperti konservasi dan rehabilitasi habitat sidat, restocking, peningkatan kapasitas SDM, pembudidayaan dan pendataan berkelanjutan dan tak kalah penting semua sektor dapat berperan aktif dalam penerapan prinsip- prinsip pengelolaan perikanan yang bertanggung jawab yang dapat memberikan jaminan bagi keberlanjutan perikanan sidat di Indonesia khususnya di Sulteng.
Bersamaan dengan pelaksanaan riset yang dilakukan Dr. Triyanto dan tim peneliti bersama peneliti/dosen Fapetkan UNTAD Dr. Fadly Y. Tantu melakukan kunjungan singkat ke lokasi budidaya CV. Banua Sidat yang bekerja sama dengan Pokdakan Mina Bulava DKS di Palu Sulteng.
Dalam diskusi yang berlangsung diketahui bahwa persoalan persoalan dalam upaya pemanfaatan budidaya sidat harus dapat dipecahkan bersama oleh semua pemangku kepentingan sesuai dengan kapasitasnya.
Rendahnya animo masyarakat dalam mencoba usaha budidaya sidat disebabkan karena kurangnya program percontohan budidaya sidat dan masih dianggapnya bahwa budidaya sidat memerlukan teknologi yang rumit dan sulit dilakukan oleh masyarakat.
Setelah melihat apa yang dilakukan oleh CV Banua Sidat dan Pokdakan Mina Bulava DKS dalam melakukan budidaya sidat selama ini. Budidaya sidat dapat dilakukan secara sederhana, dengan hasil yang menguntungkan.
Melalui kerjasama yang terus dilakukan, dan dukungan pendanaan riset yang tepat diharapkan dapat memberikan solusi bagi masalah masalah tersebut.
Permasalahan tentang perijinan usaha dan pemasaran hasil budidaya yang saat ini menjadi keluhan para pelaku budidaya juga dapat dicarikan solusinya secara bersama-sama. Handri Pinatik