Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
RAGAM

Ituwu, Cara Memasak di Bambu Dalam Tradisi Kuliner di Poso

19
×

Ituwu, Cara Memasak di Bambu Dalam Tradisi Kuliner di Poso

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

KoranIndigo – Tinggal di wilayah hutan dan bukit untuk berkebun dan berladang, leluhur Poso menciptakan cara masak dan kuliner yang khas dari bahan-bahan alami. Belum ada periuk, apalagi belanga sebagai wadah memasak. Bambu, menjadi pilihan utama wadah memasak yang kemudian diwariskan turun temurun pada generasi Poso hingga saat ini. Cara memasak di bambu ini kemudian dikenal dengan nama ituwu. Ituwu berasal dari bahasa Pamona, salah satu suku Poso yang artinya masak dibambu. Jenis bambu yang digunakan adalah bambu talang.

Setiap makanan yang dimasak di bambu disebut ituwu. Ada ituwu sayur , ituwu daging. Cara memasak ituwu ini sangat mudah. Bahan makanan yang telah dibersihkan, dicampur dengan berbagai rempah, lalu dimasukkan ke dalam bambu, untuk kemudian dibakar. Untuk membakar ituwu, menggunakan tiang dan kayu yang dibuat melintang sebagai tempat bambu bersandar. Tiang dan kayu ini disebut “Yanga”.

Memasak Ituwu membutuhkan keterampilan khusus dalam mengelola api. Api harus dijaga sedemikian agar tidak berlebihan supaya bambu tidak sampai terbakar, sambil tetap memastikan bahan masakan di dalam bambu tetap matang. Membakar dengan menggunakan sabut kelapa dianggap terbaik karena api yang dihasilkan lebih rata.

Rasa masakan ketika memasak ituwu dianggap lebih gurih dan sedap dibandingkan memasak menggunakan wadah belanga seperti saat ini.  Beberapa orangtua berpendapat, memasak ituwu lebih sehat dan enak .

“ane pangkoni anu ndaituwu, mawongi pai maboko, pai lese wo’u ri koro, maka bendapoapu pai lana “ yang artinya makanan yang dimasak di bambu lebih harum, enak dan gurih, juga lebih sehat, karena tanpa minyak goreng. Demikian cerita Ngkai Bandola, salah satu orang tua Poso.

Rasa enak yang dihasilkan dari ituwu bukan hanya karena cara memasaknya di bambu tapi juga penggunaan rempah. Saat memasak ituwu, terdapat dua rempah utama yang digunakan yaitu daun Arogo dan daun Onco (jenis daun kedondong hutan). Kedua macam daun ini merupakan rempah khas orang Poso, yang memberi rasa gurih dan asam yang seimbang serta memberi afek melembutkan bahan utama makanan misalnya daging.

Bumbu lain  yang ditambahkan sebagai pelengkap dalam memasak ituwu adalah bawang merah (Dalam bahasa Pamona disebut Pia Mawaa), sereh (Dalam bahasa Pamona disebut Tiwombane), jahe (Sering disebut juga Goraka), dan cabai rawit utuh (Dalam bahasa Pamona disebut lada masiwu keogu) dan garam.Tradisi memasak ituwu saat ini masih tetap dipertahankan warga Poso . Memasak ituwu sering dilakukan untuk acara-acara khusus misalnya hari raya panen, atau pesta pernikahan .

Example 300250
Example 120x600

Comment

RAGAM

MODUS operasi dugaan korupsi bantuan ternak sangat beragam. Beberapa diantaranya ialah pemotongan hingga 100 persen bantuan ternak. Hal tersebut sama halnya pengajuan fiktif kepada Kementerian Pertanian dengan proposal permohonan bantuan sapi. Namun ternak-ternak sapi itu tidak disalurkan kepada kelompok yang…

RAGAM

Titik rawan korupsi proyek infrastruktur jalan didominasi suap dan penyalahgunaan kewenangan, perbuatan curang oleh pemborong, pengawas dan penerima pekerjaan, serta penyelenggaran negara selaku pengurus/pengawas yang ikut dalam pemborongan dan praktik jual-beli (ijon) pekerjaan. BERITA TERKAIT: Bersikap “Kepala Batu”, Pekerjaan CV…

RAGAM

“Korupsi harus diberantas sampai pada akar-akarnya, dengan tidak memandang bulu. Jika tiba di mata tidak dipicingkan, tiba di perut tidak dikempiskan.” — Bung Hatta Oleh : Gencar Djarod / koranindigo INDONESIA sedang tidak baik-baik saja, meskipun kita merayakan 79 tahun…

Verified by MonsterInsights