PARIGI | KORANINDIGO Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu, Sulawesi Tengah, mengemukakan penceramah harus bisa menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam berdakwah di era globalisasi ini.
“iya, ini penting sekali, karena efektivitas dakwah sangat tergantung pada strategi yang digunakan,” kata Ketua MUI Kota Palu Profesor Kiai Hai Zainal Abidin di Palu, Ahad, dalam kegiatan peningkatan kompetensi peceramah Agama Islam tingkat Provinsi Sulteng.
Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tengah melaksanakan kegiatan pembinaan dan peningkatan kompetensi peceramah Agama Islam, berlangsung di Kota Palu. Minggu, (06\18)
Kemenag Sulteng melibatkan Ketua MUI Kota Palu Profesor Kiai Haji Zainal Abidin untuk menyampaikan materi tentang strategi dakwah di era milenial.
Dakwah di era milenial, kata dia, tentu membutuhkan strategi yang jauh berbeda dengan dakwah di era sebelumnya, ketika teknologi informasi belum berkembang.
Hal yang pertama yang harus diperhatikan adalah mengenali karakter generasi milenial yang akan menjadi sasaran dakwah, apa kecenderungan mereka, cara berpikir dan cara hidup mereka, serta hal-hal apa saja yang membentuk dan mempengaruhi pemahaman keagamaan mereka.
“Generasi milenial adalah generasi yang sangat akrab dengan teknologi informasi sehingga mereka memiliki jaringan yang sangat luas. Oleh karena itu, penceramah harus menggencarkan dakwah melalui teknologi informasi dapat berupa berbasis internet dengan segala paltform media,” ujarnya.
Di samping itu, ujarnya. kaum milenial lebih tertarik dengan isu-isu aktual, materi dakwah harus dikemas dalam merespon isu-isu aktual dalam kehidupan sehari-hari.
“Buka ruang dialog bagi mereka dalam memahami agama, bukan mendoktrin karena mereka memiliki kekayaan informasi melalui media, termasuk tentang agama. Pendekatan maqashid lebih direkomendasikan,” ujarnya.
Materi dakwah penceramah, kata dia, harus bersifat realistis dan rasional.
Oleh akrena itu, menurut dia, para penceramah harus memahami karakteristik dan psikologi kaum milenial agar materi dakwahnya dapat diterima dan dipahami secara efektif.
“Penceramah harus memiliki kemampuan dan kreativitas dalam memanfaatkan teknologi informasi yang sesuai dengan karakteristik kaum milenial,” ungkapnya. (Ind*)