TOLITOLI | KORANINDIGO – Kurun waktu 2022 hingga 2024, RSUD Mokopido, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, menghasilkan 2 ton limbah bahan beracun dan berbahaya (B3).
Limbah dihasilkan oleh rumah sakit (RS) milik pemerintah itu berupa limbah alat pelindung jenis sarung tangan, jarum suntik bersama Alat Pelindung Diri (APD) digunakan para medis dalam penanganan dan perawatan pasien rawat inap.
Haris Paruntung ST, selaku Kepala Bidang Sapras menjelaskan, bahwa dalam menangani limbah B3, RSUD Mokopido telah menggandeng perusahaan pemusnahan limbah asal provinsi Jawa Barat yaitu PT Loyalitas Teje Group (PTLTG).
“Dalam penanganan limbah B3, kami sudah kontrak dengan perusahan pemusnahan limbah B3, yaitu PTLTG”, kata Haris Paruntung, Selasa, (25/6).
“Limbah medis atau non medis akan dipisahkan terlebih dahulu, kemudian dikemas untuk kemudian ditimbang lalu diangkut oleh pihak PTLTG menggunakan jasa kargo menuju lokasi pemusnah limbah B3 milik perusahaan tersebut”, katanya lagi.
Menurut Haris, limbah B3 dihasilkan oleh RSUD Mokopido saat ini masih dalam batasan normal, yaitu 60 kilogram per harinya.
“Limbah dihasilkan oleh aktifitas RSUD Mokopido saat ini masih dalam skala normal yaitu 60 kilogram perhari”, katanya.
Saat ini, limbah-limbah B3 RSUD Mokopido sementara masih disimpan di gudang Sementara.
Gudang atau TPS di RSUD Mokopido, kata Haris, masih dalam pembangunan dan telah pada tahap penyelesaian.
“Bulan Juli 2024 ini fasilitas gudang sudah bisa di gunakan untuk penampungan limbah B3”, kata Haris.
Sementara itu, Fatmawati selaku Kasubag program RSUD Mokopido mengatakan bahwa dalam pengelolaan limbah B3, pihak RS telah menganggarkan Rp1,2 miliar diperuntukkan bagi pemusnahan limbah-limbah tersebut. AC
Comment