Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example 728x250
RAGAM

Tiga Abad Dijajah, Kenapa Orang RI Tak Bisa Bahasa Belanda?

99
×

Tiga Abad Dijajah, Kenapa Orang RI Tak Bisa Bahasa Belanda?

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

PERIODE kolonialisme meninggalkan peninggalan terhadap negeri jajahan, termasuk di sektor linguistik. Terkadang, penjajah menularkan bahasa sehari-hari yang digunakan ke negeri jajahan, sehingga perlahan mereka fasik mengikutinya. Ini terjadi pada Malaysia dan Singapura.

Dijajah Inggris ratusan tahun, warga di dua negara itu fasih berbahasa Inggris.
Namun, kondisi ini tak terjadi di Indonesia. Ratusan tahun hidup di bawah kuasa Belanda, warga Indonesia justru tidak bisa berbahasa Belanda. Lantas kenapa ini bisa terjadi?

Pada dasarnya, hal ini disebabkan oleh perbedaan corak kolonialisme Belanda dan Inggris. Diketahui, Inggris sengaja melakukan ‘invasi’ kultural Barat ke masyarakat Melayu sehingga kebudayaan lokal membaur dengan kebudayaan barat atau bahkan menghilang.

Lalu, di sektor bahasa, kebijakan ini membuat orang melayu cukup pandai berbahasa Inggris.

Sementara itu, Belanda tidak melakukan itu kepada penduduk Indonesia. Sejarawan Christopher Reinhart, menjelaskan bahwa ada dua alasan Belanda bersikap beda terhadap kebudayaan lokal.

Akibatnya, tingkat kefasihan bahasa Belanda masyarakat Indonesia di lintas generasi rendah.

Pertama, dilihat dari sudut pandang struktur kolonialisme Belanda. Saat itu, masyarakat lokal dan orang Belanda berada di struktur berbeda. Orang Belanda di kelas paling atas, sementara penduduk lokal berada di paling bawah.

Orang Belanda menganggap, menyebarkan kebudayaan serupa dengan menganggap penduduk lokal dan orang Belanda setara secara kultural.

Alhasil, mereka tidak mau membagikan kebudayaan Belanda agar struktur itu tetap terjaga.

Kedua, Belanda selalu melihat perspektif eksploitasi ekonomi sebagai ciri negara kolonial. Reinhart mengatakan, mereka merasa tidak masalah jika tidak menyebarkan kebudayaan.

Hal terpenting adalah tetap melakukan eksploitasi dan menguntungkan secara ekonomi.

Snouck Hurgronje, salah satu pejabat pemerintah kolonial, pernah mengatakan bahwa ‘masalah kebudayaan tidak usah dipaksa. Biarlah bertumbuh dengan sendirinya, tanpa menghilangkan budaya lokal,” ujar Reinhart kepada wartawan CNBC Indonesia, dikutip Selasa (7/5).

Dua sikap Belanda itu berlangsung dari mulai fase eksploitasi tanam paksa dari 1830-1900 dan terus berlanjut saat Belanda menerapkan politik balas budi atau politik etis di tahun 1900.

Reinhart mengatakan, bangsa Belanda selalu fokus pada aspek ekonomi dan tidak mau merusak kebudayaan lokal terlebih setelah politis etis diterapkan. Mereka semakin paham bahwa menginvasi kebudayaan lain itu tidak baik.

Namun, bukan berarti penduduk lokal tidak boleh mengadopsi kebudayaan barat. Sebab, Belanda juga tidak tertutup soal itu. Faktanya, banyak kebudayaan barat yang diadopsi oleh penduduk lokal.

Beranjak dari alasan itulah, bahasa lokal, bahasa Melayu, dan bahasa Indonesia tumbuh berkembang.

Meski demikian, orang Indonesia tidak perlu kecewa apabila tidak bisa berbahasa Belanda, seperti orang Malaysia dan Singapura yang fasih berbahasa Inggris.

Sebab, bahasa Belanda bukanlah bahasa pergaulan internasional, seperti bahasa Inggris. IND

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

RAGAM

MODUS operasi dugaan korupsi bantuan ternak sangat beragam. Beberapa diantaranya ialah pemotongan hingga 100 persen bantuan ternak. Hal tersebut sama halnya pengajuan fiktif kepada Kementerian Pertanian dengan proposal permohonan bantuan sapi.

RAGAM

Titik rawan korupsi proyek infrastruktur jalan didominasi suap dan penyalahgunaan kewenangan, perbuatan curang oleh pemborong, pengawas dan penerima pekerjaan, serta penyelenggaran negara selaku pengurus/pengawas yang ikut dalam pemborongan dan praktik jual-beli (ijon) pekerjaan. BERITA TERKAIT: Bersikap “Kepala Batu”, Pekerjaan CV Mulia Karya…

RAGAM

“Korupsi harus diberantas sampai pada akar-akarnya, dengan tidak memandang bulu. Jika tiba di mata tidak dipicingkan, tiba di perut tidak dikempiskan.” — Bung Hatta Oleh : Gencar Djarod / koranindigo INDONESIA sedang tidak baik-baik saja, meskipun kita merayakan 79 tahun kemerdekaan, ada…

RAGAM

KORANINDIGO – Presiden RI keempat yakni KH Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur pernah berucap kalau Timnas Indonesia tak lama lagi akan lolos Piala Dunia. Banyak orang meyakini ucapan Gus Dur tentang kelolosan Timnas Indonesia lantaran ucapannya yang sering menjadi kenyataan…

POLITIK

INDIGO- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Parigi Moutong menggelar Sosialisasi Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 7 dan 8 Tahun 2024, tentang penyusunan daftar pemilih dan tentang pencalonan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota di Aula…

Verified by MonsterInsights